Terkadang kita hanya butuh didengarkan saja saat bercerita tanpa berharap solusi.
Terkadang kita hanya butuh didengarkan saja saat bercerita tanpa berharap solusi.
Kehilangan bagian kesekian yang lagi-lagi membersamai tiap episode kehidupanku.
Terulang selalu.
Nyeri yang harus terulang lagi,
Meyakinkan kembali diri.
Ini akan baik-baik saja setelahnya.
Aku yang lagi-lagi kalah.
Aku pernah menanti dengan penuh kesungguhan, hingga aku tak menyadari semilir hembusan angin yang seolah berbisik seraya berkata “tak perlu, sungguh tak perlu….”
Aku pernah menanti dengan menaggung kesakitan yang tak ada ujung
Aku pernah menanti dalam diamku, termenung sambil membayangi takdir baik itu akan menghampiriku
Waktuku kini telah habis, yang tersisa hanyalah seberkas kisah yang tak ingin kuingat kembali
Aku sakit,
Aku kalah.
Malam itu aku menangis dengan terlalu.
Seolah aku merasa paling tersakiti, tapi nyatanya memang sesakit itu.
Sakit sekali rasanya,
Sesak seolah aku tak mampu meredamnya.
Rasanya aku tak ingin berada dalam situasi seperti ini,
Aku benci……
Sungguh.
Ya Allah….
Tidak ada yang paham hati ini, hati hambaMu ini kecuali hanya Engkau
Mungkin aku salah,
Mungkin aku banyak dosa,
Mungkin aku salah berharap dengan manusia
Tapi, sekarang hatiku sedang sakit Ya Allah…
Sembuhkanlah Ya Allah…
Karena hanya Engkaulah yang paling paham tentang hatiku
Arahkanlah hatiku dengan kelembutanMu,
Tuntunlah aku sehingga aku bisa menjadi hambaMu yang lebih baik lagi..
Ada yang tak biasa dalam perjalanan malam itu
Hanya saling terdiam hingga tujuan masing-masing sampai.
Kadang biasa saja,
Kadang rasanya sesak,
Dibilang masih berharap, tapi ngerasa kayak ‘yaudah’ aja gitu…
September-ku penuh dengan pengkhianatan
😦
Rasanya seperti kembali ke tahun 2020, di mana harus sekuat hati dan sekuat mental untuk bisa meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.
Aku kalah oleh waktu…
Pada suatu malam, harapku masih tetap sama.
Menanti hadirmu dalam bunga-bunga tidurku.
Kerinduanku tak akan pernah berkurang.
Jika saja hadirmu seperti kala itu, yang tak sesulit ini untuk sekadar bisa menatap dan memeluk ragamu.
Tapi, tak akan kusesali situasi saat ini.
Akupun percaya kini engkau (insyaAllah) akan selalu bahagia di sana, Pak.
Aku yang merindukanmu.
❤️