Category Archives: ~KH~

Seruan Persahabatan..

Bismillah…

Bicara tentang persahabatan:

Sahabtmu adalah keinginanmu yang terlaksana.

Ia adalah ladang yang kau garap dengan cinta dan kau panen dengan penuh terima kasih.

Sebab ia adalah tempat dudukmu dan perapianmu.

Sebab kau ke sana membawa rasa laparmu, dan kau mencarinya demi rasa damai.

Jika sahabatmu mengutarakan pikirannya jangan takut berkata “tidak”, dan jangan pula menahan “ya” dalam pikiranmu.

Dan jika diam saja hatimu tidak berhenti mendengarkan hatinya;

Sebab tanpa kata-kata pun, dalam persahabatan, semua pikiran, semua hasrat, semua keinginan muncul untuk dibagi bersama, dengan rasa gembira yang tanpa tepuk tangan.

Ketika berpisah dengan sahabatmu, kau pun tidak bersedih;

Sebab segala yang paling kucintai dalam dirinya mungkin menjadi jelas jika ia tidak ada di dekatmu, bagaikan gunung bagi pendaki yang melihatnya dari lembah.

Dan janganlah ada maksud apapun dalam persahabatan kecuali pendalaman rohani.

Sebab hanya menginginkan terbukanya rahasia bukanlah cinta tetapi jala yang ditebarkan, dan hanya yang tidak bermanfaat yang terjaring.

Dan berikan yang terbaik darimu bagi sahabatmu.

Jika ia harus tahu air surut lautmu, biarkan ia mengetahui air pasangnya juga.

Sebab apa pula sahabatmu jika kau membutuhkannya untuk sekadar membuang-buang waktu saja?

Carilah ia sepanjang waktu untuk hidup.

Sebab dialah yang akan memenuhi kebutuhanmu, dan bukan kekosonganmu.

Dan dalam keindahan persahabatan biarkan terdengar tawa, dan berbagi kegembiraan.

Sebab dalam embun yang sepelelah hati menemukan paginya dan menjadi segar.

~~

Seruan Kepedihan..

Bismillah…

 

Berbicara tentang kepedihan:

Kepedihanmu adalah pecahnya tempurung yang membatasi pengertianmu.

Seperti halnya biji buah harus memecah, agar intinya bisa berhadapan dengan matahari, begitu jugalah kau harus mengenal kepedihan.

Dan jika kau membiarkan hatimu terpesona oleh keajaiban sehari-hari dalam hidupmu, maka kepedihanmu akan terasa sama indahnya dengan kegembiraanmu;

Dan kau akan menerima musim-musim hatimu, seperti halnya kau selalu menerima musim-musim yang berlalu di ladangmu.

Dan dalam keheningan kau saksikan musim-musim dingin dalam kedukaanmu.

Sebagian besar kepedihanmu memilih dirinya sendiri.

Kepedihan adalah obat pahit yang dipergunakan dokter untuk menyembuhkan dirimu yang sakit.

Oleh karena itu, percayalah kepada dokter itu, dan minumlah obat itu dalam keheningan dan ketenangan.

Sebab tangannya, meskipun berat dan kasar, dibimbing oleh tangan lembut dari yang Tak tampak,

Dan cawan dibawanya, meskipun membakar bibirmu, dibuat dari lempung yang dibasahi oleh Pembuat Tembikar dengan air mata-Nya sendiri yang suci.

~~

Seruan Suka dan Duka..

Bismillah…

 

Berbicara tentang suka dan duka:

Sukamu adalah dukamu yang dilepas topengnya.

Dan dari sumber sama, tawamu sering kali muncul bersama air matamu.

Dan bagaimana pula itu bisa?

Semakin dalam dukamu yang terukir dalam hatimu, semakin banyak suka yang bisa ditampungnya.

Bukankah cawan yang berisi anggurmu adalah cawan yang juga dibakar di tungku tukang tembikar?

Dan bukankah sitar yang menenangkan jiwamu adalah kayu yang ditatah dengan pisau?

Ketika kau bersuka, pandanglah hatimu dalam-dalam dan akan kau ketahui bahwa yang telah memberimu duka adalah juga yang memberimu suka.

Jika kau berduka, pandanglah lagi hatimu dalam-dalam, dan kau akan mengetahui bahwa sebenarnya kau menangisi apa yang sebelumnya merupakan sukamu.

Sesungguhnya kau naik-turun bagaikan timbangan antara duka dan sukamu.

Hanya apabila kau kosong kau akan menjadi tenang dan seimbang.

~~

Seruan Cinta..

Bismillah…

 

Bicaralah kepada kami perihal CINTA!

Jika cinta mengajakmu, ikutilah dia,

Meskipun jalannya sulit dan curam.

Dan ketika sayap-sayapnya merangkulmu menyerahlah padanya,

Meskipun pedang yang terselip di antara ujung-ujung sayapnya mungkin melukaimu,

Dan kalau ia bicara padamu percayalah saja,

Meskipun suaranya mungkin membuyarkan mimpi-mimpimu bagaikan angin utara yang mengerontangkan taman.

Bahkan ketika cinta memasng makhota di kepalamu, ia pun sekaligus menyalibmu. Bahkan meskipun ia menumbuhkanmu, ia pun sekaligus memangkasmu.

Bahkan ketika naik ke ketinggianmu dan mengusap cabang-cabang yang paling lembut dan digetarkan matahari,

Ia pun sekaligus turun ke akar dan menggoyang-goyangkan cengkeramannya di tanah.

Bagaikan berkas-berkas jagung kau dikumpulkannya agar menjelma dirinya.

Ia menebahmu sampai kau telanjang.

Ia menggilingmu sampai kau putih,

Ia meremasmu sampai kau liat, dan kemudian ia mengirimmu ke api suci agar menjelma roti suci bagi pesta suci Tuhan.

Itulah segala yang dilakukan cinta terhadapmu agar kau memahami rahasia hatimu, dan karenanya menjadi serpihan dari hati kehidupan.

Namun, jika dalam ketakutanmu kau hanya mencari kedamaian cinta dan kenikmatan cinta,

Lebih baik kau menutupi ketelanjanganmu dan menghindarkan diri dari landasan-landasan penuh cinta,

Menuju ke dunia tanpa musim tempat kau akan tertawa, tetapi tidak sepua-puasnya, dan menangis, tetapi tidak dengan segenap air matamu.

Cinta tidak memberikan apa pun kecuali kepada dirinya sendiri, dan tidak tidak mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.

Cinta tidak memiliki dan tidak akan dimiliki, sebab cinta memenuhi kebutuhannya sendiri.

Kalau kau sedang ada dalam cinta kau jangan mengatakan, “Tuhan ada dalam hatiku,” tetapi katakan, “Aku ada dalam hati Tuhan.”

Dan jangan sekali-kali berpikir bahwa bisa menentukan arah cinta, sebab cinta, jika kau dianggapnya berguna, akan menentukan arahmu.

Cinta tidak punya keinginan lain apapun kecuali memenuhi dirinya sendiri.

Namun, jika kau bercinta dan memiliki keinginan-keinginan, yang berikut inilah seharusnya keinginan-keinginanmu:

Untuk mencair dan menjelma aliran sungai yang melantunkan nyanyian bagi malam.

Untuk memahami nyerinya luapan kelembutan.

Ntuk dilukai oleh pemahamanmu sendiri tentang cinta;

Dan rela serta senang terluka mengeluarkan darah.

Untuk terjaga dini hari dengan hati bersayap dan menyampaikan terima kasih bagi hari cinta selanjutnya;

Untuk istirahat tengah hari dan merenungi kenikmatan cinta;

Untuk kembali pulang senjakala penuh terima kasih;

Dan kemudian tidur dengan doa bagi kekasih hatimu dan nyanyian pujian di bibirmu.

~~

Seruan Diri..

Bismillah…

 

Apakah hari perpisahan akan menjelma hari pertemuan?

Dan apa yang dapat aku berikan kepada mereka yang telah meninggalkan bajak dan galur, atau kepada mereka yang telah meninggalkan roda penggilingan anggurnya?

Apakah hatiku akan menjelma pohon yang penuh dengan buah yang bisa kukumpulkan dan kubagikan kepada mereka?

Dan apakah hasratku memancar bagai air mancur sehingga aku bisa mengisi mangkuk mereka sepenuhnya?

Apakah aku harpa yang bisa disentuh oleh tangan Yang Kuasa, atau seruling yang ditiup oleh napas-Nya?

Aku adalah pencari keheningan, dan harta apakah yang kudapat dari keheningan itu sehingga dengan yakin aku bisa membagi-bagikannya?

Jika ini adalah waktu penentu, di kebun mana gerangan aku telah menebarkan benihku, dan di musim yang terlupakan yang mana pula?

Jika ini memang hari ketika aku mengangkat lenteraku, bukanlah apiku yang menyala di dalamnya.

Kosong dan gelap kuangkat lenteraku.

Dan penjaga akan mengisinya dengan minyak dan ia jugalah yang akan menyalakannya.

~~